Haji Sumarto adalah orang Jombang juga, berdomisili di Mojowarno, 17 Km arah tenggara Jombang Kota atau sekitar 8 km arah selatan dari kampung Kademangan, Mojoagung, kampung kelahiran Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Haji Sumarto atau lebih dikenal dengan panggilan “Cak To Nuklir” ini sebenarnya layak menyandang gelar “The Real Terrorist”. Lho? Ya, dengan produknya “Bakso Nuklir” yang super lezat itu, dia telah meneror lidah para pelanggannya, setidaknya lidah saya.
Meskipun lokasinya jauh dari kawasan Jombang Kota, Bakso Nuklir tak kalah tenar dengan Bakso Malang (di Jombang ada Bakso Bakar Malang dan Bakso Kota Cak Man Malang) ataupun Bakso Solo. Bakso Nuklir sangat terkenal dan cukup legendaris (setidaknya saya mengenalnya dan sering mencicipinya sejak saya kanak-kanak). Dulu sebelum tahun 1990-an, saya sering mendengar iklan Bakso Nuklir lewat Radio Khusus Pemerintah Daerah (RKPD) Jombang. Disebut Bakso Nuklir sebab baksonya memang ukurannya jumbo dan rasanya tak sekadar “nendang” tetapi “meledak” dahsyat.
Lokasi atau “markas” Bakso Nuklir ini sangat strategis. Meskipun tidak berada di jalan utama atau jalan nasional, hanya jalan alternatif, tetapi jalan ini sangat ramai terutama ketika liburan. “Gerai” Bakso Nuklir persis berada di tepi Jalan Raya Mojowarno yang menghubungkan Surabaya menuju Malang atau Kediri dan kota-kota di selatan Kediri. Berada tak jauh dari Gereja Tua dan Rumah Sakit Kristen Mojowarno yang legendaris itu.
Meskipun lokasinya jauh dari kawasan Jombang Kota, Bakso Nuklir tak kalah tenar dengan Bakso Malang (di Jombang ada Bakso Bakar Malang dan Bakso Kota Cak Man Malang) ataupun Bakso Solo. Bakso Nuklir sangat terkenal dan cukup legendaris (setidaknya saya mengenalnya dan sering mencicipinya sejak saya kanak-kanak). Dulu sebelum tahun 1990-an, saya sering mendengar iklan Bakso Nuklir lewat Radio Khusus Pemerintah Daerah (RKPD) Jombang. Disebut Bakso Nuklir sebab baksonya memang ukurannya jumbo dan rasanya tak sekadar “nendang” tetapi “meledak” dahsyat.
Lokasi atau “markas” Bakso Nuklir ini sangat strategis. Meskipun tidak berada di jalan utama atau jalan nasional, hanya jalan alternatif, tetapi jalan ini sangat ramai terutama ketika liburan. “Gerai” Bakso Nuklir persis berada di tepi Jalan Raya Mojowarno yang menghubungkan Surabaya menuju Malang atau Kediri dan kota-kota di selatan Kediri. Berada tak jauh dari Gereja Tua dan Rumah Sakit Kristen Mojowarno yang legendaris itu.
Saat ini Bakso Nuklir sepertinya telah mengalami “evolusi” bentuk dan bahan baksonya. Dulu tahun 1990-an, seingat saya bakso yang “dihadirkan” oleh Cak To Nuklir ukurannya jumbo terbuat dari adonan sedikit tepung, daging sapi, dan bumbu-bumbu plus di dalamnya ada telur burung puyuh. Hampir satu mangkok itu berisi satu bakso ukuran jumbo plus beberapa bakso kecil-kecil yang tak kalah dahsyat “ledakannya”. Saat ini bakso utama yang dihidangkan agak kecil dan tanpa isi telur.
Namun demikian, setiap penikmat bakso ini sepertinya tetap menyebut bakso ini dengan “Bakso Nuklir”, dan yang jelas rasa dari Bakso Nuklir ini tidak lantas latah ikut-ikutan “berevolusi”. Rasanya tetap meledak dahsyat seperti sebelumnya. Saya kurang paham dengan “rumus” yang dipakai Cak To Nuklir sehingga bisa menghasilkan bakso dengan rasa yang sedahsyat itu. Tertarik? Alangkah baiknya kalau Anda mencoba sendiri sambil “mencuri-curi” rumusnya Cak To Nuklir.
12 Komentar
ilike that food very much!
BalasHapusthanks for sharing
---------------------------http://www.discovery5000.com
"Teroris" satu ini tak kalah berbahayanya. Karena diam-diam ia bisa meledakkan banyak orang, kalau korbannya tak terkontrol, fatal akibatnya. Karena "kewaregen" atau kekenyangan bakso, perut seseorang bisa meledak karenanya....
BalasHapusMakasih telah sudi ikut kena "maosholik" di blog Esai Epistoholica saya. Saya paling suka tulisan Anda, yang inspiratif bagi abnyak orang, yaitu : Di Ladang pun Bisa Belajar Menulis!
Sukses selalu. Salam dari Wonogiri untuk Jombang. (Tiru-tiru nih : Dari Wonogiri pun :-) bisa belajar nulis pula...).
Ah, hampir saja tertipu. Ternyata bukan aseli teroris. BTW kapan balik ke nJombang Kang???
BalasHapusemang luar biasa dasyaaaaaaat!!!
BalasHapuspernah nyobain sekali aja.soalnya jarang ke mojowarno. lebih sering nongkrong di bakso nuklirnya jalan wakhid hasyim, jombang kota. depannya BNI lama situ. kan sama sama nuklirnya..
oh ya, mau ralat. Bakso bakar Arema yang di jalan merdeka Jombang, wes tutup Mas!!! gak jualan lagi. kurang laris tuh. soalnya masih enak an bakso Kota cak man itu... atau bakwan trikoyo. heheheehheehhee...
sepertinya enak tuch baso bikin ngiler aja
BalasHapuswew... disini yang ada baru bakso granat. lom sampe pake nuklir gituan. :)
BalasHapusPerbaungan - Sumatera Utara
waduw.. aku yang asli jombang g pernah kesitu.. hehehehhe
BalasHapusmantaff ...
BalasHapuswah mantep.dulu saya msih sering tuh dan boleh di bilang 3bln sekali.mampir dan makan pentole,kebetulan nengok anak di ponpes muallimat cukir.
BalasHapusyang segitu aja kita dah kenyang.trus gimana yang dulu lebih besar.wouw bisa benar meledak perut.
salam kenal.ditunggu di bloge arek nganjuk
wah makanan faforit ane tuh. ukurannya jumbo pula. nice info gan. jangan lupa mampir ya http://pirlyyyy-dot-com.blogspot.com/2012/01/sewa-ruang-kantor-jakarta-murah.html
BalasHapusKalau begitu kapan-kapan bisa mampir ketempat itu pada saat main ke Jombang.
BalasHapusSukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
wahh kyknya boleh juga nih dicoba bakso satu ini,
BalasHapusane suka bakso gan, ane pernah nyoba bakso setan yang gede banget, bakso bang kumis, dll
salam blogwalking
Thanks for your visiting and comments!