SEJAK beberapa bulan lalu, ketika saya belajar lagi
menjadi kuli petik buah kakao, saya selalu mengamati beberapa tanaman kakao yang saya petik. Sangat senang jika yang saya petik kondisinya
bagus dan jumlahnya banyak. Namun sayangnya, sejak beberapa tahun
terakhir kondisi buah kakao di kampung saya tidak terlalu bagus.
Berbagai hama dan penyakit tanaman menyerang dengan radikal dengan
luasan lahan yang tidak bisa dibilang sedikit.
Salah satu dampak serangan itu adalah banyaknya buah kakao yang
mengering dan menghitam sebelum membesar dan lalu berguguran. Dampaknya
tentu saja produktivitasnya turun drastis. Dan kalaupun menjadi buah
yang sempurna (siap petik) kondisinya mengeras atau antara isi dan kulit
melekat erat sehingga sulit dipisahkan. Tentu hal ini menyebabkan
kualitas kakao sangat rendah.
Setelah saya amat-amati (dengan pengamatan yang terbatas tanpa bekal
pengetahuan hama dan penyakit tanaman/HPT), ada hal yang menarik.
Beberapa pohon kakao yang saya petik ada yang dikerubuti semut rangrang
(dikampung saya biasa di sebut klanggrang). Meskipun tidak
membuat sarang di pohon kakao, tetapi bersarang di pohon sekitar yang
lebih besar atau disemak-semak di sekitarnya. Nah, inilah yang menarik,
setiap pohon yang dikerubuti semut rangrang ini, kondisi buah kakaonya
relatif lebih baik dan kondisi kulit buah sangat mulus. Jika dikupas,
isi atau biji dan kulit tidak melekat sehingga mudah dipisahkan.
Semut-semut rangrang ini biasanya mengerubuti buah yang ada
bintik-bintik putih yang ada di buah. Saya tak tahu, bintik putih ini
tungau atau virus. Yang jelas, jika buah kakao ada bintik putih seperti
ini, kondisinya sangat jelek dan seringkali mengering dan menghitam lalu
berguguran.
Dibalik itu semua, saya jadi bertanya-tanya, adakah pengaruh atau manfaat dari semut rangrang bagi tanaman kakao? Saya pun jadi teringat beberapa tahun lalu saya sempat membaca buku berjudul "Ants as Friends: Improving your Tree Crops with Weaver Ants" tulisan Dr. Paul Van Mele dan Dr. Nguyen Thi Thu Cuc yang diterbitkan oleh CABI Bioscience.
Di dalam buku itu disajikan cara-cara praktis untuk mengoptimalkan penggunaan semut rangrang dalam budidaya tanaman buah-buahan,
berdasarkan pemahaman ekologi yang dikembangkan oleh Dr. Paul Van Mele,
seorang petani dan ahli peneliti pada CABI Bioscience, dan Dr. Nguyen
Thi Thu Cuc, seorang ahli ilmu serangga di Universitas Cantho, Vietnam.
Mereka telah meramu berbagai pengetahuan ilmiah dan pengalaman petani ke
dalam buku pegangan yang sangat menarik ini.
Kondisi Buah Kakao yang Sehat (Dok. Pribadi). |
Mereka membuktikan bahwa semut rangrang dapat melindungi kebun dari serangan hama dan penyakit. Semut ini memangsa hama, baik yang merusak secara langsung maupun yang menularkan penyakit pada tanaman. Hasil penelitian dan pengalamannya menunjukkan bahwa semut rangrang dapat memangsa berbagai hama misalnya kepik hijau, ulat pemakan daun, ulat pemakan buah dan kutu-kutuan pada kakao, mete, jeruk.
Manfaat semut rangrang untuk tanaman telah dikenal di banyak negara.
Demikian pula, petani-petani di Delta Mekong (Vietnam) dan di Kalimantan
Timur (Indonesia) mempunyai pengalaman mengenai bagaimana semut
rangrang dapat meningkatkan kualitas buah. Buah yang dihasilkan menjadi
lebih menarik dan lebih segar. Jika diamati dengan seksama, semut
rangrang dapat mengganggu, menghalangi atau memangsa berbagai jenis hama
seperti kepik hijau, ulat pemakan daun, dan serangga-serangga pemakan
buah. Populasi semut rangrang yang tinggi dapat mengurangi permasalahan
hama tungau, pengorok daun dan penyakit ‘greening” pada kebun jeruk.
Semut rangrang diketahui juga dapat melindungi eucalyptus dan
pohon-pohon kayu lainnya. Semut ini dapat mengendalikan sebagian besar
hala pada tanaman jeruk dan mete, melindungi tanaman kelapa dan kakao
dari serangan kepik, sehingga meningkatkan mutu dan jumlah hasil panen.
Semut rangrang juga dapat menghalangi serangan tikus.
Tentu ini sangat menarik. Di tengah kondisi pertanian kita yang kurang
mendapat dukungan ekosistem yang sehat, usaha pemanfaatan semut rangrang
bisa menjadi alternatif pengendalian hama dan penyakit tanaman. Ini
juga sebagai salah satu usaha melawan hegemoni korporasi penyedia
pestisida (plus sarana dan prasarananya) yang mendikte sistem bertani
kita. Dengan semut rangrang kita bisa menghindari penggunaan pestisida
yang berarti ada penghematan biaya usaha tani sekaligus juga menjaga
kesehatan lingkungan.
Sayangnya, semut rangrang juga mempunyai musuh besar yang bernama
“manusia pemburu” rangrang, yang selain membasmi dengan obat-obatan
pabrikan juga secara radikal mengambil kroto atau telurnya sebagai pakan
burung piaraan!
6 Komentar
Wong jombang jugaa... :)
BalasHapusternyataa...
BalasHapussemut rang rang yang gigitannya sakit sekali itu bermanfaat yaa
Sangat bermanfaat sekali gan untuk tanaman buah. Selain di buru, entah mau di jual atau tidak.
BalasHapusSekarang banyak yang membudidayakan..
Happy blogging
Hidup semut Rangrang :)
BalasHapusAstaga...semut rangrang itu tak seekor pun tersisa dari kebunku semuanya kusemprot pake termiban. Ternyata....
BalasHapusAlam sudah punya caranya tersendiri untuk menjaga keseimbangan hidupnya. Seringkali manusia menjadi penyebab kerusakan alam. Terima kasih sudah berbagi inspirasi mas. Salam dari blogger Jombang.
BalasHapusThanks for your visiting and comments!