“Syirik”, kata-kata ini juga sering saya dengarkan dari orang-orang untuk mengomentari perilaku orang-orang yang suka pergi ke kuburan atau tempat-tempat yang dianggap keramat lainnya. Apa memang demikian? Apa orang yang suka pergi ke kuburan atau tempat keramat lain itu selalu berperilaku syirik (menyekutukan Tuhan)? Terlalu sederhana sepertinya kalau memberikan nilai seperti itu. Padahal, syirik itu ada pada sikap hati, bukan pada makam atau pada tempat-tempat keramat. Tetapi mengapa kita dengan mudah menyematkan kata-kata itu pada saudara-saudara kita yang lain?
Akan lebih bijak jika kita mencari penyebab mengapa suadara-saudara kita berduyun-duyun suka pergi ke makam atau tempat keramat? Tentu setiap orang punya “preferensi” sendiri mengapa harus punya hobi pergi ke kuburan. Bisa jadi karena memang benar-benar ingin berziarah, berdoa dan intropeksi mengingat mati. Atau juga bisa karena berbagai kepusingan hidup yang “menelantarkannya”, terlantar secara budaya, teologi, dan ekonomi, sehingga harus terpaksa “berziarah” ke kuburan dan “meminta” ketentraman, karena tak mampu “meminta” ketentraman pada orang-orang yang telah diamanati untuk mencipta ketentraman
Dan seumpama perilaku seperti ini dikatakan “syirik”, apakah tidak “lebih syirik” bagi para penguasa yang seharusnya bisa menciptakan ”ruang” bagi yang dikuasainya. Bukan justru mempersempit atau bahkan menghapus ”ruang” yang dikuasainya sehingga yang dikuasainya itu mencari ”ruang-ruang lain”, termasuk ”ruang” yang tercipta oleh keberadaan makam, seperti makam Gus Dur ini. Wallahualambishowab!
3 Komentar
Saya belum paham soal paragraf terakhir, Mas. Mungkin bisa dielaborasi logikanya. Salam kenal dan sukses selalu :)
BalasHapusklo menurut saya pribadi , antara syirik dan tidaknya itu tergantung si pelaku kang , karena hanya dia yang mengerti niatnya datang ke makam gusdur
BalasHapusSebenarnya ziarah kubur itu dulunya pernah dilarang oleh rasulullah karena bisa mendorong pelakunya syirik. Seiring berjalannya waktu diperbolehkan sebagai ibrah agar manusia ingat mati (jadi ingat bahasan qaul qadim). Soal syirik atau tidak, kembali ke masing-masing pelaku dan niatnya.
BalasHapusThanks for your visiting and comments!