|
Tumpeng Durian |
MESKIPUN hujan sehari sebelumnya hampir terjadi sepanjang waktu, tetapi pagi itu, dihari Minggu, tanggal 17 Februari 2013, warna biru sedikit berawan menghiasi langit
Wonosalam, sebuah kawasan penghasil
durian nomor wahid di lereng
gunung Anjasmoro, 30 km di tenggara Kota Jombang. Suasana pun sudah mulai riuh dan jalanan sudah mulai dipadati berbagai jenis kendaraan, terutama yang menuju lapangan Wonosalam. Setidaknya
tiga jalur utama yang menuju Wonosalam, yaitu jalur utara (Surabaya dan Mojokerto), jalur tengah (Jombang dan Mojoagung), jalur selatan (Malang dan Kediri) sejak pukul 7.30 sudah mulai mengalami kemacetan diberbagai titik. Termasuk jalur-jalur tikus atau jalan pintas juga penuh sesak oleh ribuan kendaraan dan massa dari berbagai kota di sekitar Jombang.
Ya, hari itu (kemarin) ada gelaran festival
durian yang bertajuk
KENDUREN WONOSALAM, acara tahunan yang digelar di kecamatan ini saat musim panen
durian. Dalam acara itu, akan disajikan hidangan gratis buah durian sebanyak 2013 buah dalam bentuk tumpeng raksasa atau gunungan. Mungkin ini acara satu-satunya di Jawa Timur bahkan di Indonesia. Untuk gelaran ini adalah yang kedua kali setelah gelaran pertama tahun lalu dengan tema yang sama, yaitu
exhibition, entertainment, education, tourism, and coservation. Tujuan pagelaran ini tentu saja tak jauh-jauh dari temanya.
|
Barikade pengamanan oleh panitia mengelilingi tumpeng raksasa |
Sejak pagi, bahkan mungkin sejak semalam, ribuan buah durian yang ditata pada kerangka yang terbuat dari kayu dan bambu berbentuk gunungan atau tumpeng raksasa dengan ketinggian sekitar 7 meter tersebut telah diletakaan di tengah lapangan bola yang sedikit becek dan belopotan tanah basah akibat hujan sehari sebelumnya. Tumpeng raksasa ini memang terbuat dari buah
durian dengan berbagai “aksesoris” produk pertanian lokal dan unggulan Wonosalam lainnya seperti buah salak, pisang, rambutan, alpokat, petai dan sebagainya. Untuk menghindari kekacauan seperti tahun sebelumnya, panitia dan beberapa personel keamanan mengantisipasi dengan menjaga mengelilingi tumpeng raksasa itu. Juga dibuat pagar besi pembatas berjarak sekitar 5 meter dari titik atau kaki tumpeng raksasa itu.
|
Kirab tumpeng hasil bumi dari tiap-tiap desa di wilayah Wonosalam |
Acara dimulai sekitar pukul 10 pagi dengan ditandai hadirnya wakil bupati Jombang bersama dengan rombongan kirab sembilan gunungan produk pertanian dari sembilan desa yang ada di Kecamatan Wonosalam. Kirab dimulai dari kantor kecamatan menuju lapangan Wonosalam yang berjarak sekitar 300 meter. Hampir terjadi kekacauan ketikan kirab belum berhenti, warga dan para penonton sudah mulai berebut gunungan atau tumpeng-tumpeng kecil yang dibawa peserta kirab. Untung saja panitia dan pihak keamanan bisa segera meredakan “nafsu” para penonton. Kirab terus berjalan menuju lapangan dan diakhiri dengan mengelilingi tumpeng raksasa yang berada di tengah lapangan.
|
Tumpeng dikirab mengelilingi tumpeng raksasa |
Sebelum wakil bupati Jombang memberi sambutan dan “memotong” tumpeng raksasa sebagai tanda bahwa ribuan durian siap dibagikan ke penontong, kehebohan kembali terjadi. Para penonton yang paling dekat dengan tumpeng raksasa sudah tak sabar langsung melompat pagar pembatas dan barikade panitia dan aparat keamanan kemudian menyerbu tumpeng raksasa dan mengambil durian. Penonton dibelakangnya pun berbaur merangsek ke depan mengikutinya serta memanjat gunungan dari durian itu.
|
Penonton sampai memanjat tumpeng raksasa dan berebut durian |
Panitia dan personel keamananpun tak bisa membendung laju penonton. Merekapun menyerah dan terpaksa membiarkan saja serta langsung membagi-bagikan produk pertanian kearah penonton. Sambutan wakil bupati dan himbauan MC dari atas panggung di pinggir lapangan nyaris tak terdengar dan diabaikan begitu saja. Termasuk teriakan MC yang menghimbau agar tertib dalam pembagian dan tidak melempar buah durian ketika membaginya. Namun, lemparan durian juga masih terjadi. Padahal, sekali lagi ini tumpeng durian, terbuat dari durian utuh yang dirangkai, bukan terbuat dari onde-onde atau apem, yang mungkin tak melukai jika dilempar dan mengenai anggota badan. Namun, para penonton sepertinya mendadak “sakti” ketika menangkap durian yang dilempar. Tak ada yang sampai terluka ketika saling berebut durian itu. Mereka kebanyakan anak-anak muda yang gesit yang entah dari mana berasal. Sepertinya wajah-wajah luar daerah, yang mungkin jarang menikmati durian, atau hanya sekadar melepas adrenali dan menikmati sensasi berebut durian.
|
Kemacetan yang terjadi di jalur utara, sekitar 6 km sebelum lokasi |
Tak sampai setengah jam tumpeng raksasa yang terbuat dari durian itupun habis, ludes dan hanya menyisakan kerangka kayu dan bambu. Fantastik memang acara ini. Padahal tak lebih dari 2 minggu masa promosinya, namun bisa menyedot ribuan orang dari berbagai kota. Bahkan setelah acara selesai, sekitar jam 11.30-13.30, jalur utara sepanjang sekitar 12 km antara Wonosalam-
Carangwulung-Panglungan (kawasan wisata Goa Sigolo-golo dan arung jeram) yang menuju arah Mojokerto dan/atau Surabaya macet total. Sepertinya baru pertama kali ini saya menemui kemacetan yang luar biasa di kampung sendiri. Biasanya hanya macet dibeberapa titik dan beberapa saat saja, dan itupun ketika bertepatan hari libur besar. Namun sekali lagi, yang jelas acara seperti ini sangat unik, menarik, dan fantastik. Dan mudah-mudahan tahun depan tetap dipertahankan acara unik seperti ini, tentu saja dengan kemasan yang lebih rapi, tertib dan menarik lagi. Semoga!
Tulisan terkait:
KENDUREN WONOSALAM 2013, Pesta Durian Terbesar di Jombang Segera Digelar
7 Komentar
wahhh unik banget :)
BalasHapusklodurian yg diperebutkan tiba2 jatuh keorang yg dibawahnya rasanya kayak gimana :p
mantap..... cuma tidak sebanding dengan jumlah pengunjung.... karena sarana jalan yg tdk memadai...
BalasHapusiya je mas emank sekarang waktu waktunya hujan terus yah mas
BalasHapusawas, kalo rebutan bisa terinjak-injak nanti lho
BalasHapusdi mana-mana kalau ada gunungan makanan pasti jadi rebutan..
BalasHapusGak sampek setengah jam wis bablas yo, Cak. Waaah..., semoga suatu saat pas nang nJombang iso melu nontok Rek, rame-ramene iku lho, hehe....
BalasHapusharga durian di wonosalam perkiraan harganya berapa,tahu aja mas mas yg di atas tahu,mohon infonya..
BalasHapusatau tahu aja ada yang tahu alamat langsung petaninya.terima kasih sebelumnya...
Thanks for your visiting and comments!