“SEKRETARIAT FPI”. Begitulah tulisan besar yang terpampang dan terlihat mencolok di papan nama depan rumah Dullah. Banyak orang-orang yang lewat sekilas membaca papan itu terheran dan penasaran. Apa benar Dullah yang selama ini dikenal sebagai orang yang kalem dan ramah terhadap siapapun ikut anggota FPI bahkan menjadi pengurusnya. Demikian pertanyaan yang seringkali melintas dibenak orang-orang sekampungnya. Tak terkecuali, Manto, sahabat Dullah yang tinggal di RW sebelah. Hingga suatu waktu bertemulah dua sahabat ini di pos ronda ujung barat kampung.
“Desas-desus apa Man?” Tanya balik Dullah
“Itu, tentang dirimu yang kata orang-orang sekarang menjadi anggota bahkan pengurus FPI” Kata Manto menjelaskan.
“Iya, memang benar. Memangnya masalah ya buat mereka. Saya memang menjadi pengurus FPI. Kalau tertarik ayo gabung sekalian” Ajak Dullah.
“Endak lah” Tolak manto langsung.
“Lha, Kenapa? Takut?”
“Bukannya takut, cuma saya ndak mau seperti yang di tipi-tpi itu?
“Seperti yang di tipi-tipi gimana maksudmu?”
“Lha yang di tipi-tipi itu, sweeping, bentrok, dan semacamnya!”
“O a la Man Man, kamu itu kayak orang-orang saja. Baca dan dengar yang benar dan tak cepat ambil kesimpulan. Mana ada di papan tulis itu yang kayak di tipi-tipi”
“Maksudmu” tanya Manto keheranan.
“Ya kamu itu, jangan cepat ambil kesimpulan. Saya memang menjadi pengurus FPI, tapi ndak kayak yang di tipi-tipi itu. Ini sesuai dengan profesi kita sebagai petani”
“Sesuai dengan profesi kita gimana?”
“FPI yang ku urus ini namanya Forum Petani Indonesia, bukan yang di tipi-tipi itu. Makanya baca lengkap di bawah tulisan di papan itu. Lha ini kan sesuai dengan profesi kita sebagai petani di desa. Ya, hitung-hitung ini nanti jadi alat perjuangan kita. Itu saja!” Jelas Dullah.
“Oooo begitu” Manto memungkasi keheranannya.
2 Komentar
Ahaha. Saya tadi pertama baca judulnya kirain juga FPI yang di tv-tv itu...
BalasHapusHaha. Serem nih FPI ini mah, suka bawa2 cangkul.
BalasHapusThanks for your visiting and comments!