Cerita ABG: Gairah ABG Wonosalam

Foto: konservasimataair.blogspot.com

MENGESANKAN! Begitulah kesan saya setelah membaca dan mendengar langsung cerita ABG (Anak Baru Gede) di Wonosalam, Jombang, dari guru SMP saya yang sempat saya temui dalam sebuah acara di kampung halaman beberapa waktu lalu. Betapa tidak, gairah ABG Wonosalam dalam penyelamatan lingkungan patut diacungi jempol. Adalah para siswa-siswi SMP NEGERI 1 Wonosalam, Jombang, yang didampingi sebuah LSM lingkungan, membentuk satuan tugas polisi air yang bertujuan untuk menjaga dan melestarikan mata air di kawasan Wonosalam.

Wonosalam memang merupakan salah satu kawasan penyangga mata air Sungai Brantas yang berada dikaki Gunung Anjasmoro. Dengan kondisi berbukit-bukit, tanaman keras, dan tanah yang subur, serta intensitas hujan yang tinggi, menjadikan kawasan ini kaya akan sumber mata air. Sayangnya kondisi air sungai, akhir-akhir ini mulai bermasalah, baik kualitas maupun kuantitasnya. Tentu ini akan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat sekitar dan juga masyarakat yang hidup di bawahnya (kawasan ngarai).

Ada banyak cerita ABG yang telah dilakukan dalam aktivitasnya sebagai anggota polisi air ini, diantaranya adalah menilai kualitas air sungai, melakukan pembersihan sungai, mendaur ulang sampah, pembibitan tanaman, pengamatan satwa, pemanfaatan tanaman menjadi makanan sehat dan mengajak para ABG lainnya di daerah Wonosalam untuk lebih peduli pada lingkungan.

Sumber Foto: konservasimataair.blogspot.com

Menurut cerita ABG ini, untuk mengetahui tingkat pencemaran air sungai misalnya, anggota polisi air melakukan kegiatan biomonitoring. Kegiatan biomonitoring yang dilakukan secara rutin oleh polisi air ini dapat mengetahui dan melakukan kontrol terhadap kualitas sumber mata air yang ada. Selain murah kegiatan ini juga sangat efektif karena hanya memerlukan peralatan yang sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja.

Setidaknya kegiatan biomonitoring ini memiliki 4 keunggulan (http://konservasimataair.blogspot.com) yaitu: mudah, manfaat, murah dan masal. Dimaksud dengan mudah adalah pengambilannya memang mudah. Murah karena peralatan yang dibutuhkan cukup murah yaitu sendok plastik, nampan donat, lup, cetakan es dan pipet plastik. Massal artinya kegiatan ini bisa dilakukan oleh banyak orang, termasuk para pelajar yang tergolong ABG-ABG ini. Sedang manfaat dari biomonitoring ini adalah sebagai early warning system adanya pencemaran organik di sungai.

Sumber Foto: konservasimataair.blogspot.com

Biomonitoring adalah kegiatan untuk memonitor kualitas air dengan menggunakan biota-biota yang ada pada sungai. Misalnya biota-biota yang ada disungai: udang, capung, anggang-anggang, lintah, dan sebagainya. Biota-biota ini jika kondisi air sungainya masih bagus akan mudah ditemui. Sebaliknya, jika air sungai kotor dan tercemar, biota-biota ini sulit ditemui. Di awal tahun 1990-an biota-biota ini masih mudah ditemui mata air-mata air atau sungai-sungai yang ada di kawasan Wonosalam.

Begitulah, sebuah cerita ABG yang sangat menarik dari lereng Gunung Anjasmara. Gairah ABG Wonosalam ini benar-benar tersalurkan dengan baik dalam proses menjaga lingkungan hidupnya. Sebuah usaha yang patut diapresiasi dan diteladani oleh kita semua.