SAAT ini tingkat konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia secara umum masih di bawah standar. Banyak faktor yang menyebabkan tak terpenuhinya kebutuhan protein hewani ini. Faktor yang paling umum adalah karena tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah, harga produk peternakan sebagai penghasil protein hewani yang mahal, ketersediaan produk peteernakan yang sedikit, kesadaran akan pentingnya protein hewani yang rendah, dan sebagainya.
Daging misalnya, saat ini harganya juga relatif mahal dan ketersediaannya juga sering sulit didapatkan. Salah satu hewan penghasil daging adalah kelinci. Kelinci sebenarnya sangat mudah dibudidayakan mulai dari skala kecil sampai skala besar. Sebagai penghasil daging, kelinci bisa menjadi alternatif sumber protein hewani, sehingga gerakan peningkatan gizi yang dicanangkan pemerintah terutama yang berasal dari protein hewani bisa terpenuhi.
Kebutuhan daging kita selama ini masih banyak dipenuhi dari impor, terutama untuk daging sapi. Nah, kelinci mempunyai keunggulan dalam perkembangbiakan, mutu daging yang tinggi, pemeliharaan mudah dan rendahnya biaya produksi menjadikan ternak ini sangat potensial untuk dikembangkan. Apalagi didukung dengan permintaan pasar dan harga daging maupun bulu yang dan hasil sampingan lainnya yang cukup tinggi.
Permintaan daging kelinci yang tinggi bukan karena sebab. Salah satu penyebabnya adalah gencarnya promosi tentang manfaat konsumsi daging kelinci yang dianggap lebih sehat daripada konsumsi daging lain, terutama produk peternakan ternak-ternak besar. Juga menganggap bahwa peternakan kelinci dihasilkan dari peternakan yang tidak merusak lingkungan.
Selain itu juga mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Selain biaya produksi yang rendah, juga bisa menghasilkan nilai jual yang tinggi, baik untuk daging, bulu ataupaun kotoran yang bisa diubah menjadi pupuk. Budidaya kelinci juga bisa dilakukan secara intensif ataupun sambilan saja. Kemudian yang tak kalah penting lagi, budidaya kelinci bisa dilakukan secara massal oleh masyarakat umum. Tentu saja ini akan bisa menjadi sumber utama penyuplai daging untuk kebutuhan protein, setidaknya kebutuhan protein keluarga-keluarga Indonesia.
0 Komentar
Thanks for your visiting and comments!