SUDAH diberi undangan sejak 2 minggu lalu lewat FB dan juga diingatkan berkali-kali plus di SMS juga, kalau tidak hadir jelas keterlaluan, dan bisa-bisa saya diantemi sama sohibul hajat! Begitu yang ada dibenak saya sebelum menghadiri undangan peluncuran buku “Bintang Untuk Emak”, karya Pakde Cholik, blogger yang cool dan sekarang “ndelik” di kampung tercintanya, Megaluh, Jombang.
Dan minggu pagi, sekitar pukul 9.00 saya meluncur turun gunung untuk segera merapat dan melabuh di Megaluh. Meski satu kabupaten, tetapi jarak tempuh dari kampung halaman saya ke kampung halaman Pakde Cholik ini lumayan “dekat”, cuma 45 kilo meter-an! Saya ada di tenggara Kota Jombang dan berada di lereng pegunungan, sementara Pakde Cholik berada di utara Kota Jombang. Perkiraan saya, jam 10.00 saya sudah sampai di rumah beliau. Tapi apa daya, kondisi jalanan tak sesuai keinginan, lumayan ramai. Apalagi melintasai kawasan Jombang Kota. Juga kondisi badan yang 3 hari terakhir didera flu batuk dan semalam begadang dengan batuk. Dan pagi itu saya masih dalam pengaruh obat yang saya minum. Obat flu dan batuk tentunya!
Saya pun tiba di rumah beliau sekitar jam 10.20 waktu HP saya. Agak terlambat, meski ada juga yang lebih terlambat dari saya (cari teman, biar nggak diantemi sama Pakde). Di situ sudah banyak tamu, banyak yang tak saya kenal, tapi ada juga yang saya kenal dan saya tahu meskipun baru kali ini bertemu. Seperti Ustadz Akhmad Muhaimin Azzet, orang Jombang yang berdomisili di Jogja. Sekitar 5 tahun lalu saya sudah berkomunikasi lewat “dunia lain” (blog dan medsos), tetapi belum pernah jumpa darat. Dan di rumah Pakde Cholik itu saya bisa langsung menyapa seperti sudah pernah berjumpa sebelumnya.
Sekitar jam 11 lewat beberapa menit, acara inti pun dimulai. Langsung sambutan oleh shohibul hajat dengan suasana hangat dan cenderung panas (Megaluh memang cuacanya panas, setidaknya bagi saya yang orang gunung dan terbiasa dengan udara dingin). Pakde Cholik langsung menggebrak dan menohok para undangan yang sebagian blogger (ngakunya). Betapa tidak, beliau mengatakan yang kurang lebih intinya: "jangan ngaku blogger kalau belum menulis buku" (katanya juga ini kutipan dari buku seseorang). Itu pula yang memicu dan memacu beliau untuk menulis buku yang sampai sekarang jumlahnya sudah puluhan. Kalau tak salah yang dipajang pada banner yang berada di ruang tamunya yang saya lihat dan hitung ada sekitar 23 judul.
Hebatnya, beliau baru memulai menulis buku tahun 2013 lalu. Itu artinya rata-rata dalam sebulan beliau menelurkan 1 buku baru. “Rahasia Menjadi Manusia Kaya Arti”, adalah buku pertamanya dan menjadi tonggak awal untuk menelurkan buku-buku berikutnya. Dan tak kalah “gila”-nya, beliau juga punya program “gila”, program satu bulan satu buku pada 2015 ini. Saat ini, bulan ke delapan (agustus), beliau meluncurkan buku kedelapannya yang diluncurkan bertepatan dengan ulang tahun kelahiran beliau yang ke-23 (sesuai lilin yang ditiup), yang aslinya sih (23X3)-4 :)
Buku ke delapan dengan judul “Bintang Untuk Emak” ini sangat istimewa, selain diberikan secara istimewa (gratis) kepada para undangan saat peluncuran, buku ini dikemas (istilah belaiu) dengan kemasan JAMU SINGSED (Jelas, Mudah dibaca, Singkat, dan Sederhana) sehingga menjadikan buku ini enak dibaca, renyah, gurih, tanpa membuat berkerut dahi pembacanya. Sampai saya membuat tulisan ini, memang saya belum tuntas membaca bukunya. Tetapi dari membaca judul, daftar isi, kata pengantar, dan beberapa tulisan awal, memang sudah terasa kerenyahannya.
Buku yang mengisahkan perjalanan beliau semasa dinas militer yang dimulai dari awal masuk AKABRI sampai masa purnatugas ini juga sarat makna. Tak sekadar berisi catatan perjalanan, tetapi poin penting yang bisa diambil adalah bagaimana seorang penulis buku (anak) ini dengan segala bintang dan jabatan yang telah diraih, ternyata tetap dikomandoi oleh panglima besarnya (ibu). Intinya: Hormati Ibu. Kalimat-kalimat “dialogis” yang “usil” dan menggelitik yang ditampilkan di sampul belakang buku ini setidaknya menunjukkan hal itu. Tertarik? Harus tertarik dan milikilah buku ini, tentu saja dengan membeli di toko buku!
Terakhir, selama perkenalan saya dengan Pakde Cholik beberapa tahun terakhir, Pakde Cholik ini benar-benar PAKDE, Panjang, Kuat dan Gede nafsu menulisnya. Setidaknya ini telah dibuktikan dengan 23 buku yang telah dihasilkan dan tulisan di blog yang hampir tiap hari selalu update. Pakde Cholik juga benar-benar blogger tua-tua keladi, makin tua makin menjadi-jadi dalam memproduksi (buku) dan menginspirasi para muda-mudi.
Selamat milad untuk Pakde Cholik. Selamat juga atas peluncuran buku “Bintang Untuk Emak”. Semoga tetap sehat, produktif dan tetap menginspirasi.
14 Komentar
saya gagal menyantap nasi kikilnya Mas...moga kali lain...pakde emang top!
BalasHapussama mas, sy cuma ambil nasi, ikan bakar plus sambal dan lalapan. Lagi flu, cuma yg ada sambalnya yg cocok di pencernaan :)
HapusMatur nuwun atas kehadiran dan reportasenya yang cihui.
BalasHapusSalam hangat dari desa
sami-sami pakde.
HapusSalam sejuk dari lereng gunung.
siip siip.. buku bintang untuk emak masih dibaca suami saya.. padahal biasanya gak gt hoby baca tapi baca buku pakde krasan aja.. saya harys ngantri nih :D
BalasHapusbeli satu atau dua lagi :)
Hapussenang bisa bersilaturahmi dengan para blogger di rumah pakde :)
BalasHapussiiip :)
Hapushallo om juned kmren ngak banyak ngomong nya, besok2 ketmu lagi yaa om :D
BalasHapuslagi flu bu :)
Hapusdon't call me bu dong, kan masih perawan ting ting huhuhuhu :p
HapusAlhamdulillaah..., senang sekali di acara ini saya juga bertemu dengan Mas Junaedi :) Semoga di waktu mendatang ketemu lagi ya, Mas. Saya ingin ke Wonosalam.
BalasHapusizin menyimak
BalasHapuswah jadi tahu dan mengenal para blogger Jombang..
BalasHapusterima kasih mas Junaidi :)
Thanks for your visiting and comments!