PENYAKIT Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh atau BPKC merupakan salah satu penyakit yang paling merusak dan mematikan tanaman cengkeh. Setidaknya penyakit inilah yang beberapa tahun terkahir melanda kawasan perkebunan cengkeh di kawasan Wonosalam Jombang. Tak ada data yang jelas berapa luasan yang tersisa dengan pepohanan cengkeh. Mungkin sekitar 25 % saja dari yang ada sebelum ada serangan penyakit ini lima tahun lalu. Ini bisa dilihat dari musim panen raya yang sekitar 1 bulan saja sudah usai. Padahal biasanya musim panen cengkeh di Wonosalam bisa cukup lama, 3-4 bulan petik cengkeh yang berlangsung bulan Juni-September.
Penyebab penyakit ini adalah bakteri Pseudomonas syzygii. Penularan penyakit BPKC dari pohon sakit ke pohon sehat melalui vektor berupa serangga Hindola fulfa (di Sumatera) dan H. striata (di Jawa). Pola penyebaran penyakit ini umumnya mengikuti arah angin. Penularan penyakit ini dapat juga melalui alat-alat pertanian seperti golok, gergaji, sabit yang digunakan untuk memotong pohon yang telah terserang.
Tanaman cengkeh yang terserang penyakit BPKC daunnya gugur secara mendadak kemudian ranting-ranting pada pucuk mati. Kadang-kadang percabangan atau seluruh tanaman layu mendadak dan mengakibatkan daun menjadi kering. Gugurnya daun dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan. Kematian tanaman cengkeh akibat penyakit ini dapat berlangsung cepat yaitu antara 3-12 bulan atau lambat yaitu antara 1-6 tahun. Umumnya pohon dewasa yang terlebih dahulu terserang.
Bagaimana Cara Mengendalikannya?
Apabila gejala serangan penyakit BPKC ditandai dengan gugurnya daun di bagian pucuk pohon, maka pangkal batang atau akar segera diinfus dengan antibiotika oksitetrasiklin (OTC) sebanyak 6 gr/100 ml air. Jarum infus yang digunakan berdiameter 1 mm. Penginfusan dilakukan setiap 3-4 bulan sekali. Pengendalian dapat dipadukan dengan melakukan penyemprotan insektisida dengan sasaran serangga vektor penular penyakit BPKC menggunakan insektisida Matador 25 EC, Akodan 35 EC, Curacron 500 EC dan Dads 2,5 EC dengan interval 6 minggu sekali sampai serangga vektor tidak ada lagi. Pohon-pohon yang terserang berat sebaiknya ditebang dan dibakar.
Demikianlah cara mengobati penyakit pembuluh kayu cengkeh atau BPKC.
Referensi:
Ruhnayat, Agus. 2002. Memproduktifkan Cengkeh Tanaman Tua, Tanaman Terlantar. Penebar Swadaya, Jakarta.
0 Komentar
Thanks for your visiting and comments!