Sumber: shutterstock |
BEGITULAH anekdot yang seringkali muncul menjelang bulan Ramadan. Mengapa bisa begitu? Karena seringkali kedatangan Ramadan diiringi dengan intensitas penayangan iklan, terutama iklan makanan dan khususnya iklan sirup di berbagai media massa, terlebih lagi di televisi. Iklannya pun terkadang dibuat berseri melanjutkan konsep iklan-iklan tahun sebelumnya.
Ramadan memang menjadi salah satu bulan terpenting bagi masyarakat Indonesia. Mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim, sebagian besar penduduk antusias menyambut Ramadhan. Tak hanya masyarakat umum, pengusaha pun juga antusias menyambut Ramadan karena ada peluang bisnis yang bisa dimasuki.
Kita bisa mencermati statistik perekonomian setiap bulan Ramadan, dimana pada saat Ramadan perekonomian selalu lebih bergairah dan menunjukan tren positif. Ramadan seringkali didentikan dengan makanan. Ini bisa dilihat saat bulan Ramadan muncul bazar yang banyak diadakan menjelang waktu berbuka puasa sehingga memudahkan masyarakat untuk berbelanja makanan. Belum lagi acara-acara sosial seperti ngabuburit dan berbuka puasa bersama.
Mengingat antusiasme masyarakat selama Ramadan, bagi pemilik usaha tentu harus memanfaatkan berbagai kesempatan untuk misalnya meningkatkan penjualan, mendapatkan pelanggan baru ataupun memulai usaha baru.
Sebelum memutuskan tindakan apa yang akan diambil, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu perilaku konsumen di bulan Ramadan yang akan mempengaruhi keputusan usaha kita. Selanjutnya, kita harus mempertimbangkan cara memanfaatkan perilaku ini untuk usaha kita.
Banyak Pengguna Digital
Dengan tingkat penetrasi internet sebesar 77 persen dan 220 juta pengguna media digital, terlihat bahwa masyarakat Indonesia secara konsisten mengakses informasi dan hiburan melalui sarana digital. Penggunaan media bergeser dari media arus utama (TV dan radio) ke aplikasi digital (Facebook, Instagram, TikTok, YouTube, dan sebagainya.) berdampak secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.
Lebih dari 90 persen konsumen menemukan merek atau produk baru melalui iklan di media sosial. Mereka juga melakukan riset online untuk memutuskan produk atau layanan apa yang akan dibeli.
Aktivitas masyarakat dari menemukan hingga membeli produk tidaklah linier karena masyarakat cenderung mengeksplorasi dan mengevaluasi potensi pembelian melalui tren atau ulasan di media sosial. Ini menambah sejumlah besar input dan menciptakan kompleksitas tambahan dalam proses pengambilan keputusan.
Ini artinya apa bagi usaha kita? Tentu kita juga dituntut untuk mendigitalkan usaha kita jika ingin meningkatkan peluang usaha. Kita bisa membuat iklan digital, endorsement, membuat konten video, atau live streaming melalui berbagai platform media sosial.
Data TikTok pada 2022 lalu misalnya, mencatat peningkatan 66 persen dalam konten video yang diposting pada saat Ramadhan 2022, dan 67 persen pengguna aplikasi cenderung membelanjakan lebih banyak selama Ramadhan.
Masih pada platform TikTok, yang tertarik melihat konten video selama Ramadan misalnya untuk makanan dan minuman sebesar 86 persen, barang kemasan konsumen sebesar 66 persen, perjalanan sebesar 44 persen, keuangan sebensar 43% dan teknologi maupun otomotif masing-masing sebesar 30 persen dan 23 persen.
Tiga Waktu Utama
Selama Ramadan, yang sering terjadi adalah pengurangan jam belajar di lembaga pendidikan, juga kerja di organisasi sektor publik. Biasanya jam kerja dipersingkat satu atau 2 jam, dan mungkin ada tambahan hari libur untuk beberapa sekolah. Bahkan ada sekolah yang hanya fokus pada kegiatan keagamaan selama Ramadan.
Selain perubahan jam kerja, kita juga harus memperhatikan tiga waktu utama yang memengaruhi kebiasaan dan perilaku konsumen selama Ramadan yaitu saat sahur, menjelang berbuka atau ngabuburit, dan saat berbuka puasa. Ketiga aktivitas ini tentu mempengaruhi tren konsumsi media, seperti menonton TV, browsing media sosial, menonton film di platform streaming, dan sebagainya.
Saat sahur, misalnya, media konvensional seperti TV dan radio biasanya menyajikan tayangan langsung khusus untuk menemani makan mereka. Kebanyakan orang juga mengandalkan siaran langsung TV dan platform media sosial untuk mengetahui waktu sahur sampai imsak.
Demikian juga ketika menjelang berbuka puasa, orang cenderung mencari hiburan dan menghitung mundur waktu berbuka puasa dengan cara seperti jalan-jalan ke keramaian, browsing internet atau media sosial, dan sebagainya untuk “membunuh” waktu dan persiapan berbuka puasa.
Dan seringkali pengusaha memanfaatkan tiga waktu utama itu dengan membagikan konten dan promo menarik yang bisa dinikmati calon pelanggan selama waktu utama itu. Kita juga bisa melakukan penjualan kilat di marketplace atau web bisnis, live streaming belanja, posting konten yang menarik dan relevan, dan sebagainya.
Jadi, menjelang Ramadan kali ini adalah waktu yang tepat untuk memanfaatkan tren dan perilaku konsumen selama Ramahan untuk melambungkan usaha kita, menarik lebih banyak pelanggan, meningkatkan penjualan, dan pada akhirnya mendapatkan keuntungan ekonomi yang lebih besar selama Ramadan. Selain itu, juga dapat membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan menciptakan basis pelanggan yang semakil loyal. Marhaban ya Ramadan!
0 Komentar
Thanks for your visiting and comments!