TEPAT pada hari ini, Kamis, 1 Juni 2023 adalah peringatan hari Kelahiran Pancasila. Tentu lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1945 membawa implikasi yang signifikan dan menuntut refleksi atas nilai dan prinsip yang terkandung di dalamnya. Pancasila dirumuskan sebagai jawaban atas tantangan yang beragam dan kompleks yang dihadapi oleh bangsa Indonesia yang baru merdeka ketika itu.
Berkaca pada lahirnya Pancasila mendorong kita untuk mempertimbangkan relevansi dan penerapan prinsip-prinsipnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman dan mengedepankan kerukunan antar umat beragama, suku, adat-istiadat, dan budaya.
Salah satu aspek penting dari Pancasila adalah penekanannya pada martabat manusia dan keadilan. Itu mengingatkan kita untuk memperlakukan setiap individu dengan adil, saling menghormati, dan kasih sayang. Hal ini mendorong kita untuk menciptakan masyarakat di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama dan keadilan sosial harus terus diperjuangkan sebagai cita-cita bersama.
Lebih jauh, Pancasila juga menyoroti pentingnya prinsip-prinsip demokrasi, seperti pembangunan konsensus, partisipasi, dan perwakilan. Ini mengingatkan kita bahwa proses pengambilan keputusan harus inklusif dan mempertimbangkan suara rakyat. Berkaca pada Pancasila mendorong kita untuk aktif terlibat dalam proses demokrasi, seperti memilih, mengeluarkan pendapat, dan membela hak orang lain.
Sila pertama dari Pancasila misalnya, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengingatkan kita akan pentingnya nilai spiritualitas dan keimanan dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. Ini mendorong kita untuk menumbuhkan rasa spiritualitas yang mendalam, sekaligus menghormati dan mengakui keragaman keyakinan agama dalam masyarakat.
Kemudian contoh lain pada sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dalam konteks keadilan ekonomi, misalnya Indonesia juga masih mengalami ketimpangan ekonomi uang beasr. Dalam penguasaan aset kekayaan misalnya, mengutip laporan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada 2022 lalu, di Indonesia satu persen orang kaya menguasai 50 persen aset kekayaan nasional. Sedangkan jika angka orang kaya dinaikkan menjadi 10 persen karena ada anggota keluarganya, maka mereka menguasai 70 persen aset kekayaan nasional. Artinya, hanya ada sekitar 30 persen kekayaan nasional yang diperebutkan oleh 90 persen orang Indonesia.
Demikian juga dengan peredaran uang nasional, data Bank Indonesia (BI) pada 2002 lalu menunjukan bahwa 70 persen peredaran uang nasional hanya berputar di sekitar Jabodetabek, sisanya sebesar 30 persen berputar di seluruh daerah yang ada di Indonesia. Data ini menunjukkan fakta bahwa kondisi ketimpangan ekonomi di Indonesia memang cukup parah.
Oleh karena itu, bercermin pada lahirnya Pancasila mendorong kita untuk menilai komitmen kita terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsipnya, baik sebagai pribadi maupun sebagai bangsa. Mulai dari sila pertama sampai sila kelima harus benar-benar diperjuangkan, diejawantahkan dan dicontohkan terutama oleh pengambil kebijakan. Pancasila memang sakti, dan akan tetap terjaga kesaktiannya jika dipegang oleh "orang-orang sakti".
Terpenting juga bahwa kelahiran Pancasila menyerukan introspeksi dan tindakan untuk memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi kekuatan yang hidup dan membimbing dalam membentuk masyarakat yang adil, inklusif, dan harmonis. Dengan menganut dan mengamalkan sila-sila Pancasila, kita turut serta mewujudkan Indonesia yang lebih baik bagi seluruh warganya. Tak perlu pula membenturkan pancasila dan agama, yang beberapa waktu sempat mencuat dari orang-orang, kalangan atau gerombolan yang tegas men-toghutkan Pancasila, meng-kufurkan Pancasila, meskipun di dalam dompetnya masih terkandung kertas bergambar Garuda Pancasila yang selalu dicari-cari dan dirawat sepenuh hati.
0 Komentar
Thanks for your visiting and comments!