Sumber foto: www.aa.com |
GARIS kemiskinan mengacu pada batas pendapatan atau tingkat kehidupan di bawahnya di mana seseorang atau rumah tangga dianggap miskin. Garis kemiskinan dapat berbeda-beda antar negara, tergantung pada faktor-faktor seperti tingkat pengeluaran dasar untuk memenuhi kebutuhan dasar, tingkat inflasi, standar hidup, dan struktur ekonomi.
Bagaimana cara menentukan garis kemiskinan? Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk menentukan garis kemiskinan. Beberapa negara menggunakan garis kemiskinan absolut, di mana jumlah pendapatan atau pengeluaran minimum diperhitungkan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, perumahan, pendidikan, dan perawatan kesehatan. Garis kemiskinan absolut seringkali ditetapkan dalam mata uang lokal dan dihitung secara berkala berdasarkan data ekonomi dan sosial terkini.
Pendekatan lain yang umum digunakan adalah garis kemiskinan relatif, yang membandingkan pendapatan atau tingkat kehidupan seseorang dengan rerata pendapatan atau tingkat kehidupan dalam suatu populasi. Garis kemiskinan relatif lebih cenderung mencerminkan perbandingan sosial dan ekonomi antara individu atau kelompok dalam masyarakat.
Selain itu, ada juga yang menggunakan indeks kemiskinan multidimensional yang mengukur kemiskinan tidak hanya berdasarkan pendapatan, tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor seperti pendidikan, kesehatan, akses ke layanan dasar, sanitasi, dan ketahanan pangan.
Pemerintah dan lembaga internasional sering menggunakan garis kemiskinan untuk mengidentifikasi dan memantau tingkat kemiskinan dalam suatu negara.
Data garis kemiskinan dapat digunakan untuk merancang kebijakan dan program yang ditujukan untuk mengurangi kemiskinan, meningkatkan akses ke layanan dasar, dan meningkatkan kualitas hidup bagi mereka yang berada di bawah garis kemiskinan.
Saat ini, pemerintah sedang mengevaluasi standar pengukuran garis kemiskinan yang sudah diterapkan selama 25 tahun terakhir ini. Ke depan, tidak hanya mengacu pada pendekatan biaya kebutuhan dasar makanan dan non-makanan, kemiskinan di Indonesia akan diukur lebih luas melalui pendekatan multidimensional dengan dimensi non-moneter.
Selama ini Badan Pusat Statistik (BPS) mengukur kemiskinan dengan satu dimensi, yaitu dimensi rata-rata pengeluaran per kapita per bulan. Pendekatan yang dipakai adalah cost of basic needs approach atau biaya yang dikeluarkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non-makanan. Pendekatan ini dikenal juga dengan pengukuran dimensi moneter.
Pemeritah merasa perlu ada pengukuran kemiskinan yang lebih detail untuk mencerminkan kondisi riil kemiskinan melalui pendekatan Indeks Kemiskinan Multidimensi (IKM) atau Multidimensional Poverty Index (MPI). Mengapa? Karena kemiskinan tidak hanya terkait dengan kemampuan konsumsi atau pengeluaran seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar secara ekonomi. Namun, juga meliputi kemampuan dalam mengakses infrastruktur dasar seperti akses pendidikan, kesehatan, tempat tinggal, air bersih, sanitasi, dan lain-lain.
Selain itu pendekatan IKM juga sudah menjadi salah satu indikator dalam target Sustainable Development Goals (SDGs). Melalui IKM, kemiskinan diyakini akan lebih sesuai dengan kondisi riil, karena ikut mengukur berbagai dimensi yang berkontribusi terhadap kemiskinan.
0 Komentar
Thanks for your visiting and comments!