“Angin dingin meniup mencekam di bulan Desember air hujan turun deras dan kejam hati berdebar …. “
BARANGKALI kita tak asing lagi dengan syair lagu tersebut, lagu lama dengan judul Desember Kelabu. Lagu yang menggambarkan kesedihan luar biasa akibat putus cintanya anak manusia, sampai-sampai air hujan yang turun pun dianggap kejam. Ya, bulan desember ini seolah menjadi pesakitan yang sering digunakan untuk menggambarkan perasaan melankolis atau suasana hati yang kelam dan bermuram durja. Sampai-sampai bulan Desember juga diidentikan dengan kekelabuan.
Benarkah demikian? Benarkah Desember selalu kelabu? Bagi sebagian orang mungkin benar dan mungkin iya. Mungkin mereka mempunyai pegalamanan-pengalaman pahit atau peristiwa tragis, dan tiba-tiba pengalaman atau peristiwa tragis itu muncul kembali bersama “angin dingin” dan saat suasana dingin bulan Desember sehingga memkasa mengenang pegalaman-pengalamai pahit dan peristiwa tragis itu bersama “kejamnya” hujan deras di bulan Desember.
Sementara bagi saya Desember adalah keceriaan, seperti halnya bunga-bunga Desember atau Blood Lily yang banyak bermekaran ketika menjelang bulan Desember. Bulan Desember juga bulannya para petani yang dengan riang gembira menebar benih karena bulan ini hujan turun dengan intensitas tinggi. Di bulan Desember tanaman-tanaman juga sudah menghijau, menguntungkan dan menggembirakan para peternak yang membutuhkan hijauan pakan ternak. Dan saya pun turut gembira menyaksikan kegembiraan para petani dan para peternak dalam menyongsong bulan Desember.
Kegembiraan saya juga semakin berlipat ketika bulan Desember bersama musim hujannya bisa menambah deposit mata air yang mulai berkurang ketika musim kemarau yang kering kerontang. Hujan Desember memang seringkali menimbulkan genangan, namun juga menghadirkan kenangan-kenangan manis.
Bagi saya Desember tak selalu kelabu. Desember biarpun menawarkan musim dingin, bagi saya musim dingin adalah “kehangatan” yang menyenangkan. Desember yang mencurahkan hujan air hujan sekaligus mencurahkan ketenangan. Bulan desember adalah penutup lembaran lama dan memaksa diri untuk introspektif sekaligus membuka lembaran-lembaran baru yang lebih berwarna, lebih bermakna dan tentu saja dengan harapan-harapan baru.
Jadi dimana letak kekelabuan bulan Desember? Angin dingin atau hujan deras? Harus diingat bahwa pada setiap rintik air hujan yang jatuh, terdapat keajaiban kecil yang membuat bulan Desember terasa begitu istimewa!
Jombang, 1 Desember 2023
0 Komentar
Thanks for your visiting and comments!