TAHUKAH kita bahwa hari ini, 1 Oktober 2024 merupakan peringatan Hari Kopi Sedunia. Hari dimana kita (seharusnya) tidak sekadar menyeruput kopi harian kita di pagi hari, tetapi juga menjadi momen refleksi terhadap tantangan yang dihadapi oleh industri kopi lokal maupun global. Dalam beberapa tahun terakhir, harga kopi terus meningkat, sementara produksi kopi menurun akibat perubahan iklim, meskipun permintaan konsumen tidak pernah surut. Tentu fenomena ini menarik dan menjadi diskursus tersendiri.
Harga kopi yang terus meningkat beberapa tahun terakhir tentu menjadi perhatian tersendiri dalam peringatan Hari Kopi Sedunia tahun ini. Bagi para petani kopi, lonjakan harga ini mungkin terdengar sebagai kabar baik, namun kenyataannya tidak sesederhana itu. Banyak petani kopi kecil di negara-negara penghasil kopi, seperti Indonesia dan beberapa negara produsen kopi, justru menghadapi tantangan besar dalam memproduksi biji kopi karena perubahan iklim. Suhu global yang semakin panas, pola curah hujan yang tidak menentu dan cuaca ekstrem tentu berdampak negatif terhadap tanaman kopi.
Dalam beberapa tahun terakhir, produksi kopi global terus mengalami penurunan. Menurut beberapa laporan, produksi kopi menurun sampai 5-10%. Tentu perubahan iklim menjadi faktor dan "aktor" utamanya. Cuaca yang tidak terduga membuat tanaman kopi lebih rentan terhadap penyakit dan hama yang tentu bisa menambah biaya produksi sekaligus bisa menurunkan produktivitas tanaman.
Di sisi lain, permintaan kopi terus meningkat. Meskipun produksi kopi menurun, permintaan global justru naik sekitar 2% per tahunnya. Gaya hidup modern yang semakin sibuk membuat banyak orang mengandalkan kopi sebagai penambah energi. Tidak hanya itu, tren minuman berbasis kopi seperti es kopi susu, latte, capucino, dan berbagai varian kopi dingin lainnya semakin populer di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Lonjakan permintaan ini menciptakan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan, yang pada akhirnya mendorong harga kopi melangit.
Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi petani, tetapi juga konsumen. Di berbagai negara, harga secangkir kopi di kafe-kafe semakin mahal. Bahkan di Indonesia, harga kopi sachet dan kopi instan melonjak tajam. Ini tak terlepas dari meningkatnya biaya produksi di tingkat petani, serta biaya distribusi yang ikut naik. Akibatnya, para konsumen harus merogoh kocek lebih dalam untuk menikmati secangkir kopi favorit mereka. Dan diperkirakan harga kopi akan terus naik dalam beberapa tahun ke depan, seiring dengan semakin parahnya dampak perubahan iklim.
Oleh karena itu, dalam peringatan Hari Kopi Sedunia ini, bukan sekadar tentang bagaimana menikmati kopi senikmat-nikmatnya, tetapi juga tentang menyadari kompleksitas rantai pasokan kopi yang melibatkan jutaan petani. Dengan harga kopi yang terus meningkat akibat menurunnya produksi dan permintaan yang terus melonjak, kita semua perlu merenungkan bagaimana caranya dapat mendukung keberlanjutan industri kopi ini, dari tingkat hulu sampai hilir, dari on farm sampai off farm, dari kebun-kebun kopi sampai sajian secangkir kopi di depan kita.
Di masa yang akan datang, kopi mungkin tidak lagi semurah atau semudah kita temui seperti sekarang ini, namun kita tak boleh berhenti untuk membantu dan menjaga agar kopi tetap ada untuk dinikmati generasi mendatang. Selamat Hari Kopi Sedunia, jangan lupa ngopi!
0 Komentar
Thanks for your visiting and comments!