Sumber Daya Air [Foto: pexels.com] |
AIR adalah sumber daya alam yang sangat berharga dan esensial bagi kehidupan. Air termasuk dalam kategori sumber daya yang dapat diperbaharui karena adanya siklus hidrologi yang memungkinkan regenerasi secara terus-menerus. Dalam siklus ini, air dari permukaan laut menguap (evaporasi), air dari tumbuhan menguap (transpirasi), dan kemudian berubah menjadi butiran air melalui proses kondensasi. Butiran ini jatuh sebagai hujan (presipitasi) dan kembali ke laut melalui aliran permukaan (run-off). Siklus ini menjaga ketersediaan air di bumi dan memastikan kelangsungan hidup makhluk hidup.
Ketersediaan dan Kebutuhan Air
Bumi memiliki volume sebesar 1.386.000.000 km3, tetapi hanya 0,5% dari volume tersebut berupa air yang tersedia untuk dimanfaatkan, yaitu sekitar 6.000.000 km3. Dari jumlah tersebut, 97% adalah air asin, sedangkan hanya 3% yang berupa air tawar. Di Indonesia, rata-rata kebutuhan air per kapita setiap harinya adalah 2,25 m3. Sebagian besar (87%) digunakan untuk irigasi pertanian, 9% untuk kebutuhan rumah tangga, dan 4% untuk industri.
Meskipun ketersediaan air tampak besar, namun distribusinya tidak merata. Di beberapa wilayah, kebutuhan air jauh melampaui suplai yang tersedia. Sebagai contoh, pada tahun 2020, wilayah Jawa dan Madura memiliki kebutuhan air mencapai 120.000 juta m3, sementara suplai hanya mencukupi 70.000 juta m3. Kondisi ini menandakan krisis air yang serius di beberapa daerah.
Isu-Isu Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan terkait air semakin nyata seiring dengan pertumbuhan populasi, peningkatan kebutuhan pangan, industrialisasi, dan perlindungan ekosistem. Beberapa isu utama yang dihadapi antara lain:
1. Meningkatnya Permintaan Air
Pada tahun 2000, persediaan air global mencapai 7.500 m3 per kapita per tahun. Namun, pada tahun 2023, jumlah ini menurun drastis menjadi 5.000 m3. Di Indonesia, pada tahun 2023, suplai air hanya mencapai 400 m3 per jiwa per tahun, sedangkan kebutuhannya mencapai 800 m3. Hal ini menunjukkan defisit air sekitar 50%.
2. Menurunnya Kualitas Air
Pencemaran air merupakan ancaman besar bagi ketersediaan air tawar. Sumber pencemaran meliputi limbah domestik, limbah industri, pertanian, dan peternakan. Pencemaran ini mencakup berbagai bahan berbahaya seperti logam berat (air raksa, timbal), pestisida, detergen, dan limbah organik lainnya.
3. Distribusi Air yang Tidak Merata
Distribusi air yang tidak merata antar wilayah, sektor, dan waktu menjadi masalah utama. Wilayah pertanian seringkali mengalami kekurangan air, sementara industri di daerah perkotaan memiliki akses air yang lebih baik. Selain itu, pendistribusian air antar waktu juga menjadi tantangan, terutama di musim kemarau.
Dampak dan Implikasi
Kurangnya ketersediaan air bersih memiliki dampak serius, terutama di negara-negara berkembang. Setiap hari, sekitar 25.000 orang meninggal akibat kekurangan air dan sanitasi yang buruk. Di Indonesia, banyak masyarakat, terutama di pedesaan, harus berjalan jauh untuk mendapatkan air yang sering kali tidak layak konsumsi.
Pencemaran air juga berdampak pada sektor perikanan dan kelautan. Pencemaran laut akibat buangan limbah industri dan kapal dapat mengurangi populasi ikan dan mengancam mata pencaharian nelayan.
Upaya Mengatasi Masalah Air
Salah satu program yang diluncurkan untuk mengatasi pencemaran air di Indonesia adalah PROKASIH yang diluncurkan sejak 1989. Program ini bertujuan untuk membersihkan sungai besar di Indonesia, termasuk Sungai Ciliwung, Bengawan Solo, dan Sungai Kapuas. Meskipun program ini telah berjalan, pencemaran air masih menjadi tantangan besar.
Air adalah sumber daya alam yang tidak ternilai harganya. Penting bagi kita untuk menjaga kualitas dan ketersediaannya melalui pengelolaan yang bijak. Upaya konservasi, pengurangan limbah, dan distribusi yang adil harus menjadi prioritas untuk memastikan ketersediaan air bagi generasi mendatang.
0 Komentar
Thanks for your visiting and comments!